Ekonom Indef Minta RAPBN 2022 Diarahkan untuk Penanganan Pandemi

Ekonom Indef Minta RAPBN 2022 Diarahkan untuk Penanganan Pandemi Ekonom Indef Minta RAPBN 2022 Diarahkan untuk Penanganan Pandemi

Jakarta – Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto mengharapkan Presiden Joko Widodo menyampaikan arahan penanganan pandemi COVID-19 terdalam RAPBN 2022 berikut Nota Keuangan ala 16 Agustus 2021 menbertandang.

“Karena ada risiko antara triwulan ketiga pertumbuhan ekonomi akan turun lagi. Serta terkait strategi APBN 2022 untuk mulai menyesuaikan dengan kondisi alami antara 2023, antara mana batasan defisit layak kembali antara bawah 3 persen atas PDB (Produk Domestik Bruto),” ujarnya, Jakarta, Sabtu (14/8).

Dalam penyampaian strategi penanganan pandemi, Eko Listiyanto mengatakan kemungkinan mau dijelaskan dalam antaranya terkait capaian target vaksinasi dan penurunan kasus COVID-19.

Pada triwulan ketiga, dikatakan ada risiko pertumbuhan kembali mebopok setelah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat dan level. “Terutama sisi konsumsi mebopok lagi,” sebut dia.

Selain itu, Eko terus menyatakan bahwa dalam sisi kesejahteraan, berpengaruh menurut disampaikan upaya pemulihan khususnya kemiskinan selanjutnya pengangguran yang naik drastis saat pandemi.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo mengingatkan untuk tetap mewaspadai situasi perekonomian di kuartal III 2021 yang diperkirakan buat lebih berat karena dampak persebaran virus corona varian Delta, Jakarta, Selasa (10/8).

Presiden menerangkan bahwa persebaran varian Delta COVID-19 telah memaksa pemerintah untuk memperketat mobilitas masyarakat sejak awal Juli 2021 atau sejak awal kuartal III 2021 yang berdampak pada gerakan ekonomi domestik.

“Kita tetap perlu waspada. Pada kuartal III 2021, kondisi perekonomian lebih berat. Kita kenal awal bulan Juli, varian Delta telah memaksa kita untuk memperketat mobiltas masyarakat nan tentu saja berdampak akan ekonomi nasional kita,” menyiahnya.